Tuesday 27 May 2014

Mempersiapkan Generasi Muda Menghadapi Era Pasar Bebas ASEAN



            Indonesia diteror! Ya, seperti itu ketakutan yang muncul di benak masyarakat, ketika mendengar kabar pada 2015 mendatang akan diberlakukan Pasar Bebas ASEAN di setiap Negara yang tergabung dalam ASEAN (Association South East Asia Nation). Mengapa teror? Di sinilah perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Pasar Bebas ASEAN.
            Pasar Bebas ASEAN atau secara global lebih dikenal dengan AFTA (Asean Free Trade Area) adalah sebuah kesepakatan bersama yang dibuat oleh ASEAN Economic Community (AEC) mengenai sektor produksi lokal di seluruh Negara ASEAN. (http://id.wikipedia.org/) artinya, Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN akan menghadapi kebijakan baru tersebut. Pada AEC, bursa tenaga kerja akan memasuki era pasar bebas, maka dapat dikatakan bahwa tenaga kerja Indonesia bisa mencari pekerjaan di negara ASEAN; dan sebaliknya, tenaga kerja dari ASEAN bebas bekerja di Indonesia.
            Meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan non-bea dalam ASEAN serta menarik investasi asing langsung ke ASEAN adalah poin-poin yang menjadi visi dari diberlakukannya AFTA. Maka tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi pusat komoditi yang unggul di lingkup ASEAN, contohnya untuk komoditi otomotif, tekstil, dan rempah-rempah, Namun faktanya? Sebagian ada yang menganggap AFTA sebuah peluang, namun tidak sedikit yang mengatakan AFTA sebagai tantangan, bahkan rintangan. Bagaimana bisa seperti itu?
            "Kita selalu terlambat merespons kerjasama internasional seperti AEC dan bekerja menjelang deadline bahkan saat injury time, Padahal, tidak mudah menghadapi AEC," ucap Edi Suandi (Okezone). Terlebih ketika berbicara tentang kesiapan generasi pemuda, kemudian timbul banyak hal yang harus dievaluasi dan dibenahi. Bukan hal yang impossible berangkat dari pembenahan pada sektor generasi muda, Indonesia mampu menghadapi AFTA pada tahun 2015 nanti.
            Selayaknya hujan yang turun, selain menimbulkan keresahan, juga dapat menimbulkan manfaat yang besar apabila dikelola dengan baik dan oleh tangan yang tepat, begitupun AFTA yang bisa saja menjadi momok menakutkan bagi masyarakat apabila kedatangannya tidak diselaraskan dengan perubahan yang komprehensif di Indonesia, khususnya generasi muda yang merupakan salah satu tonggak keberhasilan tujuan Negara. Namun sebaliknya, apabila tidak ada perubahan yang signifikan dan komprehensif terhadap sektor pemudanya, maka Indonesia dipastikan akan sulit mengejar perubahan yg timbul yang disebabkan oleh adanya pasar bebas ASEAN.
            Berbicara mengenai permasalahan, bijaksana rasanya apabila disertai oleh poin-poin yang bersifat solutif dan konstruktif. Berikut gagasan yang penulis tuangkan mengenai persiapan generasi muda menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015
1.      Menggiatkan kewirausahaan. Pemerintah seharusnya memfasilitasi siapapun yang serius dalam menggeluti kewirausahaan, karena selain menambah lapangan kerja, masyarakatpun menjadi terlatih daya saing maupun kemandiriannya;
2.      Melakukan pendekatan nilai-nilai rohani dalam penggabungan tiga aspek kecerdasan manusia (IQ, SQ, EQ);
3.      Sosialisasi Pasar Bebas ASEAN bagi kalangan pemuda sebagai stimulus dalam meningkatkan kapasitas diri, seperti diadakannya Workshop and Training dalam rangka mengembangkan soft skill, kompetisi, cipta karya, dll;
4.      Sebagai Agent of change, moral force and social control pemuda juga perlu ditekankan untuk menyadari secara penuh bahwa mereka adalah pemegang estafet pembangunan masa depan.
Semoga ini menjadi tahap awal pembentukan generasi yang siap menjadi garda depan nusa bangsa dalam menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015. MAJU PEMUDA INDONESIA UNTUK PERADABAN LEBIH BAIK!

No comments:

Post a Comment